Pengecoran adalah pekerjaan menuangkan beton segar ke dalam cetakan yang telah dipasangi besi tulang. Untuk memastikan bahwa cetakan tersebut telah terpasang sesuai rencana, maka diperlukan inspeksi pekerjaan sebelum proses pengecoran dimulai.
Dalam proses pengecoran, setiap pekerja harus memakai Alat Pelindung Diri (APD), mulai dari safety boot, helm, sarung tangan, masker hingga pelindung mata. Selain pemakaian APD yang sesuai prosedur, para profesional di proyek juga melakukan pengecekan terhadap ukuran dan elevasi. Dengan demikian, perencanaan dan ukuran zona pengecoran harus ditentukan dengan baik sejak awal.
Sebelum proses pengecoran, pekerja juga harus memastikan bahwa bekisting telah kuat. Bekisting adalah cetakan sementara yang digunakan untuk menahan beton selama beton dituang sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Saat proses pengecoran berlangsung, harus dipastikan bekisting dan tulangan tidak rusak atau berubah.
Durasi proses pengerasan dapat dipengaruhi cuaca panas atau angin yang kencang dan kedua hal tersebut merupakan faktor yang mempengaruhi proses pengeringan beton. Dalam proses pengecoran, pekerja tidak dianjurkan menambahkan air pada beton untuk memudahkan proses pengecoran. Jika dirasa harus menambahkan air, maka bisa gunakan campuran air dan semen.
Perlakuan dalam proses pengecoran juga bebeda tergantung pada kontur elemen yang dicor. Pengecoran elemen vertikal umumnya dilakukan menggunakan alat bantu Tower Crane (TC) dan bucket cor. Sedangkan elemen horizontal menggunakan alat bantu concrete mixer. Sementara itu pada volume pekerjaan kecil digunakan alat bantu TC dan Bucket cor. Untuk pengecoran pile cap yang berada pada elevasi ground floor serta volume pengecoran yang kecil menggunakan cara pengecoran langsung dari truk molen. Sementara untuk volume pengecoran yang besar akan lebih efektif jika menggunakan concrete pump khusus pada pengecoran bored pile. Pada permukaan yang miring, pengecoran dimulai dari level terendah dan menggunakan corong untuk mendristribusikan beton.
Proses pengecoran dimulai dari pojok bekisting sebagai tempat yang menjadi posisi akhir beton. Pada saat pengecoran, kondisi beton perlu dipantau agar tidak terlalu basah ataupun kering sehingga tidak terjadi segregasi, kemudian dilanjutkan dengan proses pemadatan. Proses pemadatan dibagi menjadi 2 metode yaitu pemadatan menggunakan vibrator eksternal dan internal dimana fungsi vibrator eksternal untuk pemadatan dan vibrator internal untuk mengeluarkan udara yang terperangkap dalam beton sehingga beton memadat memenuhi bekisting.