Webinar Internasional Bahas Inovasi Konstruksi Rendah Karbon: Kolaborasi Taiwan-ITS Hadirkan Solusi Menuju Net Zero

Webinar Internasional Bahas Inovasi Konstruksi Rendah Karbon: Kolaborasi Taiwan-ITS Hadirkan Solusi Menuju Net Zero

Taiwan-Indonesia Science and Technology Innovation Center (TI-STIC) bersama Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggelar webinar bertajuk “Application of Low Carbon Construction Innovation & Research” pada Kamis, 29 Mei 2025. Acara yang diselenggarakan secara daring melalui platform Zoom ini dihadiri 68 peserta dan menghadirkan tiga narasumber dari Taiwan dan Indonesia untuk membahas strategi implementasi konstruksi berkelanjutan dalam upaya mencapai target emisi nol bersih.

Peran Beton Pracetak dalam Mewujudkan Konstruksi Berkelanjutan
Festy Ratna Aditama, Engineering Division Manager PT Wijaya Karya Beton Tbk., membuka sesi pertama dengan presentasi berjudul “Toward Net Zero: The Role of Precast Concrete in Sustainable Construction“. Dalam paparannya, Festy menjelaskan visi korporat WIKA untuk mencapai kinerja keuangan yang berkelanjutan, kelincahan operasional, dan proses bisnis yang siap menghadapi masa depan.

Festy mengidentifikasi sejumlah tantangan yang umum dihadapi dalam implementasi konstruksi rendah karbon, terutama minimnya insentif kebijakan dan dukungan regulasi. Meski demikian, WIKA terus mengadopsi material ramah lingkungan dan teknologi beton pracetak untuk mengurangi jejak karbon dari aktivitas konstruksinya. Perusahaan juga menunjukkan komitmen kuat terhadap prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance) melalui tanggung jawab lingkungan, kontribusi sosial, dan tata kelola perusahaan yang baik dalam perjalanan menuju net zero.

Inovasi Material: Pemanfaatan Fly Ash Berkualitas untuk Beton Hijau
Dr. Januarti Jaya Ekaputri, dosen dari Departemen Teknik Sipil ITS, memaparkan riset bertajuk “Effect of Iron Removal for Quality Improvement of Low-Grade Fly Ash on Its Application in Green Concrete”. Presentasinya dimulai dengan memperkenalkan Rencana Pembangunan Nasional Indonesia dan roadmap transformasi sektor konstruksi selama 20 tahun ke depan (2025-2045).

Menurut Dr. Januarti, kriteria penilaian utama untuk keberlanjutan dalam konstruksi mencakup penggunaan material lokal, pemanfaatan kandungan daur ulang, dan penerapan komponen prefabrikasi. Strategi-strategi ini tidak hanya mengurangi dampak lingkungan dari konstruksi, tetapi juga berkontribusi positif terhadap implementasi agenda keberlanjutan nasional Indonesia. Dr. Januarti menekankan bahwa inovasi teknologi dalam meningkatkan kualitas fly ash dapat lebih jauh mempromosikan aplikasi material hijau dan membantu mewujudkan tujuan ekonomi sirkular.

Studi Kasus Global: Integrasi Konsep Rendah Karbon dalam Desain Arsitektur
Dr. Rong-Yau Huang, Chief Executive Officer Construction Circular Economy Development Office di Taiwan Construction Research Institute (TCRI), menutup sesi dengan presentasi “Introduction and Application of Low Carbon Construction”. Dr. Huang menyoroti bahwa emisi dari produksi material hingga fase konstruksi menyumbang sekitar 14-15% dari total emisi karbon global, menjadikannya sektor kritis dalam mencapai target net zero.

Melalui studi kasus nyata seperti gedung ABN AMRO CIRCL di Belanda, Berlin Hauptbahnhof di Jerman, dan proyek remodeling perumahan publik di Prancis, Dr. Huang mengilustrasikan bagaimana konsep rendah karbon dapat diintegrasikan ke dalam desain arsitektur, pemilihan material, dan praktik konstruksi untuk mencapai bangunan berkelanjutan sekaligus berkinerja tinggi.

Webinar yang berlangsung dari pukul 13.00 hingga 15.10 WIB ini menjadi platform penting untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman antara Taiwan dan Indonesia dalam mengembangkan solusi konstruksi berkelanjutan. Kolaborasi semacam ini diharapkan dapat mempercepat adopsi praktik konstruksi rendah karbon di kawasan regional, sekaligus mendukung pencapaian komitmen global terhadap perubahan iklim.

Share:

Lainnya

Send Us A Message

Send Us A Message