PT Wijaya Karya Beton Tbk (WIKA Beton) mewujudkan program Link and Match dengan beberapa kali merilis informasi kerja sama dengan sejumlah perguruan tinggi besar di Indonesia. Konsep program Link and Match lahir dari adanya fenomena mahasiswa yang belum siap memasuki dunia kerja, meski telah lulus dengan nilai akademik yang baik. Link and Match merupakan program kolaborasi antara perguruan tinggi dan industri yang relevan dengan program studinya. Di sisi lain, pihak perguruan tinggi juga turut berkontribusi pada industri melalui riset akademik.
Program Link and Match ini semakin populer di Indonesia karena dipandang sebagai win-win solution untuk kedua belah pihak, baik pelaku industri maupun akademisi. Program ini lahir dari kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, yang awalnya dirancang untuk meningkatkan daya saing siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Untuk turut mendukung program ini, WIKA Beton menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dalam bidang pendidikan, kerjasama penelitian, dan pengembangan ilmu Teknik Sipil dengan berbagai perguruan tinggi di Indonesia diantaranya Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), dan Universitas Parahyangan (UNPAR)
Wujud dari MoU tersebut diantaranya :
Wika Beton dan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan ITB melakukan kerjasama penelitian mengenai Reactive Powder Concrete (RPC) yang merupakan jenis beton Ultra High Performance Concrete (UHPC) yang memiliki kekuatan sangat tinggi di atas 150 MPa. Dari kerjasama penelitian RPC ini, Wika Beton dan FTSL ITB menghasilkan paten bersama yang didaftarkan ke Ditjen Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM. Selain penelitian RPC, masih banyak penelitian2 lain yang telah dilakukan bersama antara Wika Beton dan FTSL ITB.
Tidak hanya berkolaborasi di bidang penelitian, WIKA Beton juga secara tidak langsung berkontribusi dalam pengembangan ilmu Teknik Sipil di ITB, diantaranya memfasilitasi sarana dan prasarana riset baik berupa material hingga alat penelitian, penyelenggaraan kuliah umum dan seminar bersama dalam bidang teknik sipil khususnya industri beton pracetak, penyediaan sarana magang dan kunjungan pabrik, hingga pemberian beasiswa kepada sejumlah mahasiswa ITB yang berprestasi.
Bersama dengan Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan UGM, Wika Beton bekerjasama menghasilkan inovasi E-QC (Electronic Quality Control)
E-QC merupakan aplikasi berbasis web dan android yang digunakan untuk mengatasi berbagai kesulitan dalam melakukan evaluasi atas quality control. Aplikasi E-QC ini memungkinkan produk-produk beton pracetak untuk didata dan dicek kualitasnya dengan lebih praktis. Melalui E-QC, pengujinya pun tidak perlu datang secara langsung ke pabrik karena semua mesin produksi di seluruh fasilitas akan terhubung dalam jaringan.
Selain E-QC, kerjasama penelitian Wika Beton dan DTSL UGM yaitu pengembangan sistem monitoring kesehatan struktur berbasis teknologi internet dalam era industri 4.0.Sistem monitoring ini disebut Wika Beton Structural Health Monitoring System (WB-SHMS). WB-SHMS terdiri dari sistem hardware yang terdiri dari dari sensor – sensor, perangkat akuisisi, pengiriman data, dan sistem software yang terdiri dari sistem pemrosesan data, manajemen data dan evaluasi struktur. Kedua sistem terintegrasi secara bersamaan sehingga dapat memberikan gambaran langsung mengenai kondisi struktur secara real time. WB-SHMS berfungsi untuk pengamatan kondisi struktur, mendeteksi degradasi kekuatan struktur dan memberikan early warning.
Pada 20 November 2019 lalu, WIKA Beton juga resmi bekerja sama dengan Fakultas Teknik Universitas Parahyangan untuk berkolaborasi dalam bidang penelitian dan pengembangan ilmu Teknik Sipil dengan tujuan meningkatkan inovasi di industri beton.
Selain Perguruan Tinggi di atas, WIKA Beton juga membina kerja sama riset akademis dengan Universitas Indonesia, Universitas Hasanuddin, Universitas Brawijaya, dan sejumlah Perguruan Tinggi lainnya.
Kolaborasi Link and Match dengan perguruan tinggi seperti ini akan terus dilakukan oleh WIKA Beton. Pertimbangannya adalah karena program ini mendatangkan keuntungan bagi kedua belah pihak. Perguruan tinggi mendapatkan pengetahuan terbaru seputar industri dan WIKA Beton dapat mengembangkan inovasi dari riset yang dilakukan bersama. Tidak jarang, hasil kolaborasi tersebut bisa diterima di pasar sehingga tidak hanya terbatas menjadi konsumsi akademis melainkan menjawab kebutuhan praktis di industri.