Setiap Insan WIKA Beton dituntut untuk dapat menunjukkan kinerja yang optimal agar target pekerjaan terselesaikan dengan memuaskan. WIKA Beton menyadari bahwa setiap pegawai selalu berproses di tempat mereka bekerja. Berbagai tantangan, peluang, dan hambatan yang hadir dalam dunia kerja adalah hal yang umum terjadi. Oleh sebab itu, Biro Human Capital WIKA Beton meluncurkan program bernama Coaching, Mentoring, dan Counseling (CMC) guna meningkatkan kompetensi dan kapabilitas pegawai.
Menurut Schermerhorn (1991) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai dalam organisasi. Faktor tersebut di antaranya adalah karakteristik psikologis terdiri dari nilai, sikap, dan personaliti, karakteristik demografis, serta karakteristik kompetensi terdiri dari bakat dan kemampuan) untuk dapat menyelesaikan target pekerjaan yang ditetapkan. Apabila seorang individu dalam sebuah perusahaan memiliki kompetensi yang optimal, pegawai tersebut dapat meningkatkan kontribusinya dalam menyelesaikan setiap pekerjaan dan tantangan dengan baik, kemudian jika semua pegawai dapat meningkatkan kontribusinya dengan maksimal, maka perusahaan akan mudah untuk dapat mencapai target yang telah ditetapkan.
Untuk dapat meningkatkan kompetensinya, salah satu faktor yang dapat memfasilitasinya adalah atasan langsungnya. Atasan langsung dapat memberikan pemberian penugasan khusus untuk mengaplikasikan pengetahuan dari pelatihan maupun diskusi dengan atasan akan memberikan peningkatan kompetensi yang sangat signifikan. Dengan demikian peran atasan langsung dalam pengembangan kompetensi sangat besar, berbagai kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dalam satu waktu, untuk mempercepat penguasaan kompetensi yang diharapkan. Proses CMC yang difasilitasi oleh atasan langsung di tempat kerja, akan mempercepat proses pembelajaran dan pengembangan pegawai untuk dapat meningkatkan kompetensinya
Coaching, dan Mentoring, dan Counseling merupakan metode yang dapat dilakukan untuk program pengembangan pegawai. Namun ada perbedaan yang mendasar dari ketigadua hal tersebut, terlebih jika kita kaitkan dengan dunia kerja.
Coaching merupakan satu proses pembinaan yang dilakukan untuk membantu mengembangkan diri pegawai untuk sampai pada potensi terbaiknya. Proses coaching di dunia kerja, coach berperan sebagai partner akuntabilitas untuk memastikan pegawai menjalankan pekerjaannya dengan baik. Secara garis besar, proses coaching tidak banyak memberikan saran atau masukan, dikarenakan ide dan masukan berasal dari pemikiran pegawai tersebut. Tugas coach hanyalah membantu pegawai untuk mencari jawaban dan ide-ide serta mengkonstruksikan pemikiran yang dimilikinya.
Mentoring merupakan satu proses pembinaan yang dilakukan oleh atasan terhadap bawahannya dalam hal menghadapi tugas baru, baik karena perubahan jabatan maupun karena perpindahan unit kerja. Hal yang mendasar dari mentoring dalam lingkungan kerja ialah adanya proses berbagi pengalaman dan pengetahuan dari seseorang, atau yang disebut mentor. Fokus dari mentoring ini ialah pengembangan diri dan karir, tidak ada tujuan spesifik, dan penekanan lebih diberikan pada relasi mentor dan mentee dalam bertukar pengetahuan.
Counseling merupakan satu proses pembinaan yang dilakukan oleh atasan terhadap pegawai yang menjadi bawahannya dalam hal mengalami masalah pribadi yang mengakibatkan penurunan kinerja pegawai. Counseling dapat dilakukan dengan metode active lisetening, dimana atasan berperan untuk mendengarkan secara aktif dan berusaha memancing pemikian pegawai agar mendapatkan insight dan motivasi dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Selain itu dapat berperan juga untuk meningkatkan motivasinya agar dapat memberikan kinerja yang baik pula untuk perusahaan.
Pelaksanaan CMC dapat disesuaikan dengan kebutuhan pegawai itu sendiri. Atasan harus lebih jeli dalam memilih salah satu dari program peningkatan kompetensi tim di bawahnya. Program CMC ini sangat mendukung peningkatan kinerja dan kompetensi pegawai yang berkorelasi positif dengan kinerja perusahaan.