Produk beton banyak dimanfaatkan pada berbagai sektor baik konstruksi, transportasi, bangunan maritim, hingga energi. Penggunaannya saat ini semakin luas di berbagai negara di dunia. Namun, tidak semua wilayah memiliki kondisi yang ideal untuk bangunan beton. Berikut ini adalah kondisi lokasi yang tidak memungkinkan untuk memproduksi beton.
1. Temperatur Dingin Ekstrim Contoh bangunan beton yang dibangun di tempat yang sangat dingin di Bumi adalah Rothera Research Station di Antartika. Tantangan terbesar bangunan beton di tempat dingin adalah proses pematangan beton, yang membutuhkan reaksi hidrasi, yang mengonsumsi air. Mengingat air di Antartika kebanyakan membeku, maka beton tidak dapat mengeras dengan baik. Hal yang dilakukan tim di Rothera Research Center adalah dengan membuat komponen beton pracetak di lokasi lain yang suhunya ideal; sama seperti metode kerja WIKA Beton yang memproduksi komponen beton pracetak di pabrik, untuk kemudian didistribusi ke lokasi proyek.
2. Kadar Garam Tinggi Garam merupakan salah satu material yang bersifat merusak untuk beton bertulang – yaitu beton dengan tulang baja yang mencegah kebengkokan dan menguatkan infrastruktur. Di wilayah yang memiliki kadar garam tinggi, beton bertulang dapat mengalami korosi dan melemah. Para pekerja konstruksi menjuluki fenomena ini sebagai ‘kanker beton’ dan hal inilah yang menyebabkan ambruknya Jembatan Morandi di Genoa tahun 2018 karena jembatan ini berdekatan dengan lautan.
3. Iklim Padang Pasir Mengingat beton membutuhkan air untuk proses pematangannya, wilayah di Timur Tengah menjadi wilayah yang menantang bagi penggerak industri beton. Meski ketersediaan air terbatas, pembangunan di Timur Tengah dapat berlangsung dengan lancar karena produksi beton di wilayah Timur Tengah dilakukan di daerah pesisir, dengan memakai teknik desalinasi air laut, atau proses pemisahan air tawar dari air laut dengan pemberian tekanan dan menggunakan teknik reverse osmosis atau dengan cara elektrodialisis.
Sebagai pelopor beton pracetak di Indonesia dan produsen beton pracetak terbesar di Indonesia, bahkan Asia Tenggara, WIKA Beton terbukti mampu mendukung pembangunan berbagai proyek infrastruktur tidak hanya di Indonesia yang beriklim tropis tetapi juga di sejumlah negara seperti Asia dan Afrika dengan iklim yang bervariasi.